Tujuh Lagam Baca Al-Quran
OPINI
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Pengertian kemampuan dan membaca, banyak para ahli memberikan
definisi yang berbeda-beda, sehingga akan lebih jelas nilai kemampuan membaca
jika dijelaskan masing-masing pengertiannya terlebih dahulu.
Secara etimologi kemampuan diartikan sebagai kesanggupan,
kecakapan dan kekuatan.] Sedangkan
secara istilah kemampuan adalah sesuatu yang benar-benar dapat dilakukan oleh
seseorang, artinya pada tatanan realistis hal itu dapat dilakukan karena
latihan-latihan dan usaha-usaha juga belajar.
Sumadi Suryabrata mengutip dari Woodworth dan Marquis
mendefinisikan ablility(kemampuan) pada tiga arti, yaitu :
a. Actievment,
yang merupakan potensial ability, yang dapat diukur langsung dengan
alat atau test tertentu.
b. Capacity, yang
merupakan potensial ability, yang dapat diukur secara tidak
langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana
kecakapan ini berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan training yang
intensif dan pengalaman.
c. Aptidute, yaitu
kualitas yang hanya dapat diungkapkan atau diukur dengan tes khusus yang
sengaja dibuat untuk itu.
Dari penghayatan tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa
kemampuan adalah potensi yang dimiliki daya kecakapan untuk melaksanakan suatu
perbuatan, baik fisik maupun mental dan dalam prosesnya diperlukan latihan yang
intensif di samping dasar dan pengalaman yang ada.
Adapun pengertian membaca telah banyak para ahli yang mengemukakan
pendapatnya diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menurut Rahayu S.
Hidayat dalam bukunya “Pengetesan Kemampuan Membaca Secara Komunikatif” membaca
adalah melihat dan memahami tulisan dengan melisankan atau hanya dalam hati.
Definisi tersebut menyangkut tiga unsur dalam kegiatan membaca, yaitu pembaca
(yang melihat, memahami dan melisankan dalam hati), bacaan (yang dilihat) dan
pemahaman (oleh pembaca).
b. Menurut Abdurrahman dalam
bukunya “Membina Minat Baca di Jawa Timur”, mengatakan bahwa membaca adalah
suatu ajaran yang lahirnya komunikasi antara seseorang dan bahan bacaan sebagai
bentuk upaya pemenuhan kebutuhan dan tujuan tertentu.
c. Membaca Menurut Yus
Rusyana dalam bukunya “Bahaasa dan Sastra dalam Gambitan Pendidikan”,
mengatakan bahwa membaca atau kegiatan membaca adalah perbuatan yang dilakukan
dengan sadar dan bertujuan. Demikian juga yang dimaksud membaca, membaca itu
adalah proses pengenalan simbol-simbol yang berlaku sebagai perangsang untuk
memunculkan dan penyusunan makna, serta dengan menggunakan makna yang
dihasilkan itu pada tujuan.
Dengan demikian membaca dipandang sebagai sarana memenuhi
kebutuhan dan sarana untuk mencapai tujuan lewat bahan bacaan atau dapat
dikataan membaca suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk
memperoleh kesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau
bahasa tulis. Sehingga membaca bukan sekedar mengenal dan mengeja
kata-kata, tetapi jauh lebih dalam lagi yaitu dapat memahami gagasan yang dapat
disampaikan kata-kata yang tampak itu dengan kemampuan melihat huruf-huruf
dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol
bahasa yang tepat dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.
Dari ketiga pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa
membaca adalah proses berfikir disertai dengan efektifitas yang komplek yang
melibatkan berbagai faktor baik dari luar maupun dari dalam diri pembaca dengan
maksud untuk menerima informasi dari sumber tertulis.
Sedangkan pengertian Al-Qur’an menurut bahasa berarti bacaan atau
yang dibaca kata Al-Qur’an diambil dari kata masdar (مصدر) diartikan menurut kata isim maf’ul (اسم مفعول) yakni maqru’(مقرؤ) .
Adapun pengertian Al-Qur’an secara istilah adalah kalam Allah SWT
yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa
Arab disampaikan dengan mutawatir dan yang membacanya adalah
ibadah.
Setelah penulis ketengahkan beberapa pendapat dan pengertian baik
pengertian kemampuan membaca maupun pengertian Al-Qur’an, penulis dapat ambil
kesimpulan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an adalah suatu daya yang ada pada
diri manusia untuk melaksanakan suatu perbuatan atau aktifitas yang disertai
dengan proses berfikir dengan maksud memahami yang tersirat dalam hal yang
tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis
dalam Al-Qur’an.
Berpijak pada pengertian di atas, dapat penulis rumuskan
pengertian dari kemampuan membaca Al-Qur’an yaitu kesanggupan, kecakapan dan
kekuatan seseorang dalam membaca Al-Qur’an secara tartil dan memahami maksud
serta mengerti makna yang terkandung dalam bacaan dan yang membacanya adalah
ibadah sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Muzammil ayat 4 :
ورتل القران ترتيلا (المزمل : 4)
Artinya : “…… Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.
2. Dasar Membaca Al-Qur’an
Yang menjadi dasar membaca Al-Qur’an yang pertama adalah surat
Al-Balad ayat 8-10, yang berbunyi :
الم نجعل له عينين ولسانا وشفتين
وهد ينه النّجد ين (البلد : 8-10)
Artinya : “Bukanlah kami telah memberikan
kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan
kepadanya dua jalan”.
Dasar membaca yang terdapat dalam ayat tersebut adalah mata untuk
melihat teks atau tulisan, lidah dan dua buah bibir untuk melafalkan dan
mengucapkan bacaan, seperti apa yang dikehendaki penulis, untuk dapat
memperoleh informasi baru yang dapat menambah pengetahuan manusia agar tidak
menjadi manusia yang asing akan informasi-informasi baru yang berkembang dengan
pesat seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan.
Dan dasar yang kedua adalah surat Al-Alaq ayat 1-5, yang berbunyi
:
اقرأ باسم ربك الذي خلق. خلق
الانسان من علق. اقرأ وربك الاكرم. الذي علم باالقلم. علم الانسان مالم يعلم
(العلق : 1-5)
Artinya : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah
dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS.
Al-Alaq : 1-5).
Dengan mempelajari makna atau arti ayat di atas, amat jelaslah
bahwa Allah SWT mewahyukan Al-Qur’an pertama kalinya kepada Nabi Muhammad SAW
dengan perintah membaca.
3. Standar Kemampuan Membaca
Al-Qur’an
Membaca itu adalah proses yang kompleks dan rumit karena
memerlukan suatu proses, maka tidak mungkin dapat terlepas dari aktivitas dan
seseorang yang mejalankan aktifitas pasti mempunyai tujuan.
Tujuan membaca dianggap sebagai modal dalam membaca, sedangkan
tujuan membaca dalam menelusuri baris-baris bacaan pasti dapat mempengaruhi
hasil membacanya. Sebagai ilustrasi misalnya bila melihat seseorang berjalan
tanpa tujuan, arah geraknya, kecepatan, lama dan cara berjalannya tentu berbeda
dengan orang yang berjalan dengan tujuan yang jelas.
Standar kemampuan membaca yaitu kecepatan membaca dan pemahaman
isi bacaan secara keseluruhan, dimaksudkan kecepatan membaca (reading speed)
seseorang adalah 180 kata permenit.
Gleen Doman memberikan alasan mengapa anak-anak harus belajar
membaca ketika usia mereka masih sangat muda adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan anak untuk
menyerap informasi pada usia tiga tahun sampai sepuluh tahun pada
puncaknya dan tidak akan pernah terulang lagi.
2. Jauh lebih mudah mengajarkan
anak membaca pada usia dini daripada dalam usia lain-lainnya.
3. Anak-anak yang diajar
membaca pada usia yang sangat dini dapat menyerap informasi daripada anak-anak
ketika belajar sudah mengalami frustasi.
4. Anak-anak yang belajar
membaca ketika masih sangat muda cenderung lebih mudah mengerti daripada
anak-anak yang tidak membaca seperti itu.
5. Anak-anak yang belajar
membaca ketika usianya sangat muda cenderung membaca lebih cepat dan penuh
pemahaman dibadingkan dengan anak-anak yang lain.
Cahbib Thoha mengutip dari Muhammad Abdul Qodir dalam buklunya
Ta’limi Al-Tarbiyah Al-Islamiyah telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
oleh H. Ibrahim Husein memberikan tujuan pengetahuan Al-Qur’an pendapat kepada
anak didik yang mampu mengarah kepada :
1. Kemampuan membaca
sesuai dengan syarat-syaratnya yang telah ditetapkan dan menghafal ayat-ayat
atau surat-surat yang mudah baginya.
2. Kemampuan memahami kitab
Allah secara sempurna, memuaskan akal dan mampu menenangkan jiwanya.
3. Kesanggupan menerapkan
ajaran Islam dalam menyelesaikan problema hidup
sehari-hari.
4. Kemampuan memperbaiki
tingkah laku melalui metode pengajaran yang tepat.
5. Kemampuan memanifestasikan
keindahan retorika dan ushlub Al-Qur’an.
6. Penumbuhan rasa cinta dan
keagungan Al-Qur’an dalam jiwanya.
7. Pembinaan pendidikan Islam
berdasarkan sumbernya yang utama dan Al-Quran Al-Karim.
Adapun mengajar ayat-ayat bacaan itu bertujuan :
1. Murid-murid dapat membaca
kitab Allah dengan menatap baik segi ketepatan harakat, saktah (tempat-tempat
berhenti), memyembunyikan huruf-huruf dengan makhrajnya dan
persepsi maknanya.
2. Murid-murid mengerti makna
Al-Qur’an dan berkesan dalam jiwanya.
3. Murid-murid mampu
menimbulkan suara haru, khusuk, dan tenang jiwanya serta takut kepada Allah
SWT.
4. Membiasakan murid-murid
kemampuan membaca pada mushaf dan memperkenalkan itilah-istilah yang tertulis
baik untuk tanda baca maupun cara membacanya.
Komentar
Posting Komentar